III.
Management Produksi
1. Perkembangan
Management Produksi
Perkembangan manajemen produksi
lebih terasa sejak meletusnya Revolusi Industri pada abad ke-18. Sejalan dengan
perkembangan teknologi dan perekonomian, konsep manajemen operasi menjadi
semakin berkembang dan semakin terasa peranannya dalam pengembangan perusahaan
agar semakin efisien dan efektif sehingga memiliki daya saing yang kuat.
Perkembangan bidang manajemen
produksi, yaitu:
1) Pembagian
kerja
Menurut Adam Smith, spesialisasi
tenaga kerja akan meningkatkan keluaran karena tiga factor, yaitu:
a)
Peningkatan keterampilan karyawan
b)
Penghematan waktu kerja yang hilang karena perubahan
pekerjaan
c)
Penemuan peralatan-peralatan dan mesin
2) Revolusi
Industri
Merupakan penggatian tenaga
manusia dengan tenaga mesin dan James Watt adalah orang yang memberikan
sumbangan terbesar dalam Revolusi Industri dengan penemuan mesin uapnya sebagai
sumber utama tenaga mesin mobil untuk pertanian dan pabrik.
3) Management
Ilmiah
Dikembangkan oleh Fredich W.
Taylor dengan pengertian bahwa manajemen ilmiah merupakan:
a) Penerapan
metod-metode ilmiah pada studi, analisis dan pemecahan masalah-masalah operasi.
b) Seperangkat
mekanisme-mekanisme dan teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi
organisasi.
c) Hubungan
manusiawi.
Dikembangkan oleh Elton Mayo,
bahwa motivasi karyawan adalah unsure krusial dalam peningkatan produktifitas
tanpa mengabaikan aspek lingkungan fisik dan teknik.
4) Model-Model
Keputusan Komunikatif
Digunakan untuk
menyajikan suatu sistem produktif dalam model-model matematika, contohnya rumus
EOQ untuk manajemen persediaan, metode simplek linier programing
5) Komputer
Kegiatan produksi memanfaatkan
komputer untuk manajemen persediaan, schdulling produksi, pengawasan kualitas
dan system pembiayaan.
Tahun
|
Individu/Perusahaan
|
Penemuan
|
1776
|
Adam Smith
|
Spesialisasi pekerja dalam kegiatan manufaktur
|
1800
|
Eli Whitney
|
Standardisasi dan pengendalian mutu
|
1881
|
Prederich W. Taylor
|
Bapak manajemen ilmiah, studi peningkatan metode dan waktu
|
1913
|
Henry Forddan dan Charles Sorensen
|
Peningkatkan metode dari waktu. Memadukan pengetahuan
komponen yang distandarisasi dengan lini produksi
|
1914
|
F. W. Harris
|
Model pesanan paling ekonomi (EOQ)
|
1924
|
Walter A. Shewhart
|
Pengguna peta control untuk pengendalian mutu (SPC)
|
1950
|
W. E. Deming dan Frederich Taylor
|
Perbaikan lingkungan kerja dan poses agar mutu menjadi
lebih baik
|
1958
|
V. S. Navy dan booz, Alle dan
|
Teknik peninjauan ulang dan evaluasi program (PRET)
|
1975
|
Joseph Orlichy dan O. Wright
|
Pengguna komputer dalam manufaktur, penjadwalan,
pengendalian dan perencanaan kebutuhan material (MRP)
|
1978
|
Taichi Ohno
|
Aplikasi kualitas dan produktivitas
|
1980
|
W. E. Deming dan Joseph M. Juran
|
Jepang dalam pemakaian robot dan CAO/CAM
|
2. Pengertian
Management
Manajemen
berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Unsur-unsur manajemen
terdiri atas man, money, methode, machines, material dan market disingkat 6M.
Manajemen mengatur semua unsure manajemen. Manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen
hanya merupakan “alat” untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen dapat
juga diartikan sebagai suatu ilmu seni untuk mengadakan perencanaan (planning)
pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pembimbingan (directing),
pengoordinasian (coordinating), serta pengawasan (controlling) terhadap
orang-orang dan barang-barang untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
3. Pengertian
Produksi
Produksi adalah
kegiatan manusia dalam rangka menghasilkan dan menambah nilai guna barang dan
jasa sebagai berikut. Berdasarkan pengertian tersebut, kegiatan produksi pada
dasarnya mengacu pada dua konsep berikut.
1. Kegiatan
menghasilkan barang dan jasa.
2. Kegiatan
menambahkan nilai guna barang dan jasa.
Faktor - Faktor Produksi :
1. Alam
2. Modal
3. Tenaga kerja
4. Teknologi
4. Proses
Produksi
Berdasarkan
proses produksinya barang atau sarana pemuas kebutuhan terbagai menjadi barang
mentah, barang setengah jadi dan barang jadi.
1) Barang
mentah
Barang mentah
adalah barang yang belum mengetahui proses produksi (pengelolahan) dan akan
dijadikan sebagai bahan baku
dalam proses produksi. Contoh: kapas, kayu glondongan dan beras.
2) Barang
setengah jadi
Barang
setengah jadi adalah barang yang sudah mengalami proses produksi tetapi belum
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara sempurna. Contoh: kapas
menjadi benang, kayu menjadi papan dan beras menjadi tepung.
3)
Barang jadi
Barang jadi
adalah barang sarana pemuas kebutuhan manusia yang sudah mengalami proses
produksi secara tuntas atau sempurna dan tepat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Contoh: pakaian, kursi, meja, dan kue.
Macam-macam wujud
proses produksi
a)
Proses kimia adalah proses produksi yang menggunakan proses
kima.
b)
Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dengan
merubah bentuk.
c)
Proses asembling adalah proses produksi menggabungkan
komponen-komponen menjadi produk akhir.
d)
Proses transportasi adalah proses menciptakan
perpindahan barang.
e)
Proses penciptaan jasa-jasa administrasi adalah proses
produksi berupa penyiapan data informasi yang diperlukan.
Jenis-jenis
proses produksi:
a.
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi
terdapat pola atau urutan pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.
b.
Proses produksi terputus-putus adalah proses produksi
yang tidak terdapat urutan atau pola yang tidak pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang
jadi.
5. Pengambilan
Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Pengambilan
keputusan berkaitan erat dengan jangka waktu perencanaan. Perencanaan dalam
keberadaannya dipecah menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek.
6. Ruang
Lingkup Management produksi
Perencanaan sistem produksi
|
Sistem pengendalian produksi
|
Sistem informasi produksi
|
● Perencanaan produksi
|
● Pengendalian proses produksi
|
● Struktur organisasi
|
● Perencanaan lokasi produksi
|
● Pengendalian bahan
|
● Produksi atas dasar pesanan
|
● Perencanaan letak fasilitas produksi
|
● Pengendalian tenaga kerja
|
● Produksi untuk persediaan
|
● Perencanaan lingkungan kerja
|
● Pengendalian biaya produksi
|
|
● Perencanaan standar produksi
|
● Pengendalian kualitas pemeliharaan
|
|
7. Fungsi
dan Sistem Produksi dan Operasi
Fungsi
produksi menunjukan hubungan antara input dan ouput yang dapat menghasilkan
oleh kombinasi input tersebut. Fungsi produksi yang disusun dalam persamaan
matematis diatas mengandung arti bahwa output (berupa barang dan jasa) yang
dihasilkan merupakan akibat dari input yang diproses. Jika komposisi salah satu
input diubah, maka outputnya juga akan berubah. Output akan berubah secara
proposional dengan besar kecilnya perubahan input.
Sistem
produksi memiliki komponen struktural dan fungsional yang berperan penting
dalam menunjang kontinuitas operasional system produksi. Komponen structural
yang membentuk sistem produksi terdiri dari bahan baku (material) mesin dan peralatan, tenaga
kerja, modal informasi, dan lain-lain. Sedangkan komponen fungsional terdiri
dari : perencanaan, pengendalian, koordinasi yang kesemuanya berkait dengan
manajemen dan organisasi.
Operasi
adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan
jasa dengan mengubah input atau output. Schroeder (1994) memberikan penekanan
terhadap definisi kegiatan produksi pada 3 hal yaitu:
a) Pengelolaan
fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa.
b) Adanya
sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.
c) Adanya
pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi.
8. Lokasi
Dan Layout Pabrik
Layout pabrik
merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan
didalam proses produksi. Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara
optimum penempatan mesin-mesin peralatan pabrik, tempat kerja, tempat
penyimpanan dan fasilitas servis.
·
Perencanaan Layout adalah perencanaan dari kombinasi yang optimal
antara fasilitas produksi serta semua peralatan dan fasilitas terlaksananya
proses produksi.
·
Tujuan Pelaksanaan Layout adalah untuk mendapatkan kombinasi yang paling
optimal antara fasilitas-fasiltas produksi.
·
Layout Diperlukan Dalam Perusahaan Karena :
1.
Adanya
perubahan desain produk
2.
Adanya
produk baru
3.
Adanya
perubahan volume permintaan
4.
Lingkungan
kerja yang tidak memuaskan
5.
Fasilitas
produksi yang ketinggalan jaman
6.
Penghematan
biaya
7.
Adanya
kecelakaan dalam proses produksi
8.
Pemindahan
lokasi pasar/konsentrasi terhadap pasar
·
Kriteria Penyusunan Layout :
1.
Jarak
angkut yang minimum
2.
Penggunaan
ruang yang efektif
3.
Keselamatan
barang-barang yang diangkut
4.
Fleksibel
5.
Kemungkinan
ekspansi masa depan
6.
Biaya
diusahakan serendah mungkin
7.
Aliran
material yang baik
·
Langkah-Langkah Perencanaan Layout :
1.
Melihat
perencanaan produk yang menunjukkan fungsi-fungsi dimiliki produksi tersebut.
2.
Menentukan
perlengkapan yang akan dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya.
3.
Analisa
dan keseimbangan urutan pekerjaan, flow casting dan penyusunan diagram blok
daripada layout.
·
Klasifikasi Perencanaan Layout
1.
Adanya
perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada
2.
Adanya
perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru
3.
Merubah
susunan layout karena adanya perubahan fasilitas produksi
4.
Pembangunan pabrik baru
·
Macam -
Macam Layout
1. Produk
layout
adalah berurutan sesuai dengan
jalannya proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi.
2. Proses
layout
adalah kesamaan proses atau kesamaan pekerjaan
yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam ruang
tertentu.
3. Fixed
position (layout kelompok)
adalah susunan komponen untuk proses produksi diletakkan didekat tempat
proses produksi dilaksanakan.
4. Material handling
adalah ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan bahan-bahan dalam
segala bentuk.
Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik dapat dilakukan
dengan cara.
a. Memaksimumkan
pemanfaatan peralatan pabrik.
b. Memininumkan
kebutuhan tenaga kerja.
Lokasi pabrik menentukan
kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Pemilihan lokasi
berarti menghidari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan
lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif.
Letak geografis
suatu pabrik mempunyai pengaruh terhadap sistem produksi yang ekonomis, karena
banyak faktor-faktor yang memengaruhi letak fasilitas/mesin-mesin dalam pabrik
dan yang lebih penting lagi karena lokasi tersebut akan memengaruhi besarnya
biaya operasi ataupun biaya kapital.
Pemilihan letak dipengaruhi oleh
faktor-faktor.
a. Lingkungan
masyarakat.
b. Kesehatan
dengan pasar.
c. Tenaga
kerja.
d. Kedekatan
dengan bahan mentah dan penyuplai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar