2.
Tanggung
Jawab Sosial suatu Bisnis
Tanggung Jawab Sosial adalah suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan lingkungannya) dan secara luas meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan dan Kreditur.
Ø
Benturan dengan kepentingan masyarakat
Proses produksi
seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan ).
Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan ( besar, menengah dengan perusahaan ).
Benturan ini terjadi kerap kli karena perusahaan menimbulkan polusi ( udara,
air, limbah, suara bahkan mental kejiwaan ). Ada juga benturan kepentingan Transaksi
Tertentu dan Transaksi Afiliasi yang merupakan hal yang sangat sulit untuk
dihindari. Transaksi seperti ini biasa dipraktekan dalam melakukan transaksi
bisnis dimana para pihak yang melakukan corporate actionmemiliki benturan
kepentingan atau mempunyai hubungan afiliasi. Meskipun pada prinsipnya
transaksi bisnis tersebut bertujuan untuk meminimalisir resiko, mempermudah komunikasi
atau melanggengkan hubungan bisnis para pihak yang telah terjalin, namun
potensi benturan kepentingan dan penyalahgunaan pihak terafiliasi dalam suatu
transaksi dapat merugikan para pemangku kepentingan tertentu atau pemegang
saham terutama pemegang saham minoritas.
Dalam kerangka Good
Corporate Governance, aspek transparansi dan keterbukaan dalam proses
Transaksi Afiliasi dan Transaksi Tertentu sangat diutamakan. Hal ini untuk
melindungi para pihak termasuk pemegang saham minoritas. Oleh karenanya,
Bapepam selaku regulator dan otoritas jasa keuangan telah memberlakukan
ketentuan yang cukup komprehensif tentang Benturan Kepentingan Transaksi
Tertentu dan Transaksi Afiliasi. Namun prakteknya, pemahaman para pelaku usaha
tentang benturan kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi masih
harus ditingkatkan. Hal ini sangat diperlukan karena menyangkut aspek keuangan,
hukum serta good corporate governance suatu perusahaan.
Ø
Dorongan
Tanggung Jawab Sosial
Manfaat penerapan manajemen
orientasi kemanusiaan
1. Peningkatan
moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
2. Adanya
partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi
manajemen partisipasif.
3. Penurunan
absen karyawan yang disebabkan kenyaman kerja sebagai hasil hubungan kerja yang
menyenangkan dan baik.
4. Peningkatan
mutu produksi yang diadakan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
5. Kepercayaan
konsumen yang meningkatkan dan merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya
dari perusahaan.
Ø
Etika Bisnis
Etika bisnis
adalah Suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal
(1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika
bisnis, yaitu :
Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights
Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang
harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach
: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun
secara kelompok.
Etika bisnis dalam
perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi
yang baik,sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang
handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Etika bisnis
dapat diartikan juga sebagai penerapan secara langsung tanggung jawab sosial
suatu bisnis yang timbul dari pihak internal, dalam hal ini biasanya dari
kebijakan – kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan perusahaan. Hubungan antara
bisnis dengan konsumen
Hubungan antara
bisnis dengan pelanggan / konsumen, merupakan hubungan paling dasar dalam suatu
bisnis, biasanya mengenai kualitas produk, kemasan, cara berpromosi, dan
layanan purna jual.
·
Hubungan
dengan karyawan
biasa juga disebut hubungan antara employer
dengan employee. Di dalamnya termasuk penerimaan, latihan, promosi,
transfer, demosi, dan PHK.
·
Hubungan
antar bisnis
Pemberian informasi hubungan yang
terjadi diantara perusahhan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir
maupun distributornya.
·
Hubungan
dengan investor
Pemberian informasi yang benar
terhadap investor maupu calon investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga
dapat menghimdari pengambilan keputusan yang keliru.
·
Hubungan
dengan lembaga-lembaga keuangan
·
Hubungan dengan lembaga – lembaga keuangan,
dalam hal ini yang paling sering berhubungan dengan perusahaan adalah Lembaga
Perpajakan yang berkaitan dengan jumlah pajak yang harus dibayar melalui hasil
analisa laporan keuangan perusahaan.
Ø
Bentuk-bentuk Tanggung Jawab Sosial
Penjabaran dari kepedulian sosial
dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan
dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu
bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia
adalah :
v
Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila
(HIP)
v
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk
pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan
dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak.
Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian
kerja.
v
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
v
Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
v
Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
v
Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Nama : Ervan Susanto
Kelas : 1EB27
NPM : 28211670
ervan_22@student.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar